Polishing

Polishing prinsip kerjanya sama seperti proses gerinda, tetapi roda/wheel polesnya yang berbeda, yaitu terbuat dari bahan katun, kulit, laken, dan sebagainya.

Selain dari pengerjaan seperti tersebut diatas, kadang-kadang diperlukan proses lain misalnya penyikatan (brushing), pemengkilapan (brightening), dan sebagainya.

Pengerjaan poles dilakukan sebelum pengerjaan buffing dengan tujuan untuk menghaluskan permukaan dan menghilangkan goresan-goresan yang terjadi akibat pengerjaan sebelumnya dan cacat-cacat yang akan memengaruhi kualitas lapisan. Akibat dari pengerjaan poles ini, sebagian permukaan benda kerja akan termakan (terbuang) dan kehalusan yang akan dicapai kira-kira 16 mikro inch.

Perbedaannya dengan pengerjaan buffing terletak pada derajat kehalusan yang diperoleh, jumlah yang terkelupas pada buffing lebih kecil, sedangkan pada poles kehalusan yang dicapai kira-kira

16 mikro inch. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengerjaan poles adalah proses abrasive, kain poles, ketepatan penyenteran dan keseimbangan antara kain poles yang harus selalu dalam arah radial.

Abrasive yang banyak digunakan dalam bentuk pasta daripada bentuk-bentuk cair dan terbuat dari partikel-partikel corundum (oksida aluminium) yang sangat keras, selain itu ada juga yang terbuat dari karbida silikon yang lebih keras dari oksida aluminium.

Jenis-Jenis Polishing:

    • Polishing Logam:
      • Polishing pada logam digunakan untuk memberikan kilau pada permukaan logam, seperti pada mobil, peralatan dapur, atau komponen mesin.
    • Polishing Kayu:
      • Pada kayu, polishing bertujuan untuk menambah kilau dan melindungi permukaan agar lebih tahan lama.
    • Polishing Mobil:
      • Pada kendaraan, polishing digunakan untuk memperbaiki penampilan cat, menghilangkan goresan kecil, dan memberikan kilau yang lebih halus.
      • Dalam dunia perhiasan, polishing digunakan untuk memberikan kilau pada batu mulia seperti berlian, safir, atau emas.
    • Polishing Permukaan Kaca atau Keramik:
      • Proses polishing ini bertujuan untuk menghaluskan dan memberikan kilau pada kaca atau keramik, misalnya pada lampu atau cermin.

Langkah-langkah Umum dalam Proses Polishing:

    • Persiapan Permukaan:
      • Sebelum melakukan proses polishing, pastikan permukaan benda yang akan dipoles bersih dari debu, kotoran, atau minyak yang bisa mengganggu hasil akhir.
    • Pemilihan Alat dan Bahan Abrasif:
      • Tentukan jenis alat dan bahan abrasif yang sesuai dengan bahan yang akan dipoles. Misalnya, pada logam bisa digunakan pasta poles khusus logam, sedangkan untuk kayu bisa menggunakan amplas halus.
    • Proses Polishing:
      • Gunakan alat yang sesuai, baik secara manual (menggunakan kain atau roda poles) atau dengan mesin polishing. Gerakan harus lembut dan merata di seluruh permukaan.
    • Finishing:
      • Setelah proses polishing selesai, pastikan untuk membersihkan permukaan dari sisa-sisa pasta atau debu yang mungkin tertinggal. Anda juga bisa memberikan lapisan pelindung untuk mempertahankan hasil kilau lebih lama.

Alat yang Digunakan dalam Polishing:

    • Mesin Polishing: Mesin dengan roda pemoles yang berputar untuk menghaluskan permukaan benda.
    • Pasta Poles: Bahan abrasif yang digunakan untuk memberikan hasil halus dan kilau pada benda.
    • Kain Mikrofiber: Kain lembut yang digunakan untuk mengoleskan bahan polishing atau untuk menyelesaikan proses poles.

untuk kain poles yang banyak digunakan terbuat dari bahan kanvas, muslin (kain tipis, misalnya satin), kain, kayu laken, dan sebaginya. Kehalusan butiran abrasive antara 30 – 240 mesh dan didapat melalui pengayakan, sedangkan untuk 280-600 mesh didapat melalui proses klasifikasi. Untuk lebih jelasnya dibawah ini digambarkan bentuk-bentuk dari kain poles.

                                                                                            Bentuk-bentuk kain poles                                                                                                                        mesin poles
Karena putaran pada pengerjaan poles relatif tinggi 6000 – 8000 sfm, maka kesentrisan dan berat yang merata dari kain poles perlu dijaga agar tidak terjadi getaran. Getaran ini umumnya mengakibatkan tekanan pemolesan tidak merata. Kesulitan yang terjadi pada pengerjaan poles adalah pada benda ukuran yang sangat kecil serta terbatas pada permukaan tertentu saja, sehingga untuk itu perlu digunakan proses pengerjaan dengan barrel dan pemolesan secara kimia yang dikenal dengan sebutan chemical polishing process.
Buffing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close My Cart
Close Wishlist
Close Recently Viewed
Close
Close
Categories